Ganti Baterai Redmi Note 8

Sudah lima tahun berlalu sejak Redmi Note 8 hadir di rumah kami. Hape ini punya cerita unik sejak pertama kali dirilis. Saat itu, barangnya sangat sulit didapat, istilahnya “hape ghoib,” karena selalu sold out di mana-mana. Tapi akhirnya, berkat bantuan seorang teman di Semarang, kami berhasil mendapatkannya.

Namun, cerita kali ini bukan tentang perjalanan panjang Redmi Note 8 sebagai ponsel utama. Sebaliknya, ini lebih tentang bagaimana nasibnya sekarang. Dengan RAM 6GB dan storage 64GB, performa hape ini sudah mulai terasa ketinggalan zaman untuk kebutuhan saat ini. Maka, dari ponsel utama yang dulu mendukung aktivitas sehari-hari seperti aplikasi perbankan, media sosial, hingga game ringan, kini Redmi Note 8 hanya menjadi perangkat “hape rumahan.” Tidak lagi menggunakan koneksi data operator, hanya mengandalkan Wi-Fi rumah. Tugasnya pun sederhana: memutar murottal, sesekali nonton Prime Video, Netflix, atau WeTV. Intinya, dia sekarang lebih sebagai ponsel pendamping daripada ponsel utama.

Pengalaman Ganti Baterai

Dalam lima tahun terakhir, ponsel ini sudah mengalami penggantian baterai beberapa kali. Hingga saat ini, setidaknya sudah empat baterai yang digunakan. Baterai bawaan pabrik sudah lama diganti, dan dua baterai pengganti sebelumnya dibeli dengan harga berkisar antara 40 ribu hingga 60 ribu rupiah. Sayangnya, saya lupa kapan tepatnya penggantian pertama dilakukan. Yang pasti, masalah yang selalu muncul adalah baterai kembung, sampai-sampai penutup belakang hape terlepas dari bodinya.

Kali ini, saya mencoba menggunakan baterai baru dengan harga sekitar 100 ribu rupiah. Klaim dari penjualnya cukup menarik: baterai ini disebut sebagai barang asli, baru, dan bergaransi resmi. Kapasitasnya 4.500 mAh, dengan spesifikasi limited charge di 4,4 volt dan kemampuan untuk diisi ulang hingga 1.000 kali siklus penuh.

BACA:  Honor 400 vs Honor 400 Pro, Mana yang Lebih Cocok Buat Kamu

Kalau dihitung, 1.000 siklus pengisian penuh berarti baterai ini bisa bertahan sekitar 2,7 tahun jika diisi ulang sekali sehari. Jika pengisian dilakukan dua hari sekali, baterai ini bisa bertahan hingga lima tahun — setara dengan satu periode masa jabatan Presiden Prabowo, kalau teori ini benar. Karena ponsel ini sekarang lebih sering digunakan di rumah dengan aktivitas ringan, ada kemungkinan baterainya benar-benar awet hingga waktu yang cukup lama, mungkin setara dengan dua periode masa jabatan Presiden Prabowo.

Namun, kita semua tahu ada istilah “planned obsolescence” atau masa pakai yang sengaja dirancang terbatas oleh pabrikannya. Rasanya tidak mungkin sebuah produk dibuat terlalu awet, karena itu justru bisa merugikan produsen. Jadi, meski klaimnya terdengar menjanjikan, ekspektasi saya tetap realistis. Jika baterai kembali kembung atau performanya menurun drastis, maka ganti baterai lagi atau sekalian ganti hape menjadi pilihan.

Proses Penggantian Baterai

Penggantian baterai Redmi Note 8 ini saya lakukan sendiri. Karena sudah beberapa kali mengganti baterai sebelumnya, saya cukup percaya diri. Prosesnya pun relatif sederhana dan hanya membutuhkan beberapa alat: blower panas dan obeng kecil. Jika Anda ingin mencoba, banyak tutorial di YouTube yang bisa diikuti. Hal terpenting adalah kesabaran dan ketelitian, terutama dalam menangani sekrup-sekrup kecil yang mudah hilang atau jatuh.

Baterai baru yang saya terima ternyata sudah terisi setengah, sekitar 50%. Biasanya, ketika mendapatkan baterai baru seperti ini, saya akan menghabiskan dayanya terlebih dahulu hingga ponsel mati sendiri. Setelah itu, baru saya isi ulang hingga penuh (100%) dalam kondisi ponsel mati. Langkah ini dilakukan sebagai “kalibrasi awal” agar baterai bisa bekerja optimal sejak awal penggunaan.

BACA:  Review Pixel 9a, Desain Kece, Kamera Oke, Tapi Layarnya…

Proses pemasangan baterai ini sempat saya dokumentasikan dengan beberapa foto. Mulai dari membuka penutup belakang, melepaskan baterai lama, hingga memasang baterai baru. Setiap langkah harus dilakukan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada komponen lain.

Harapan dan Realita

Saya belum bisa memberikan penilaian penuh tentang performa baterai baru ini karena baru beberapa hari digunakan. Namun, ekspektasi saya sederhana: baterai ini cukup bertahan untuk penggunaan ringan sehari-hari. Jika nantinya baterai mulai kembung lagi, itu pertanda sudah waktunya untuk mengganti dengan baterai baru atau mungkin waktunya untuk mengganti ponsel sepenuhnya.

Hal menarik lainnya adalah bagaimana baterai aftermarket ini seringkali memiliki klaim yang terdengar luar biasa, namun kenyataannya tidak selalu sesuai. Dari pengalaman saya sebelumnya, baterai pengganti memang tidak pernah bisa menyamai kualitas baterai bawaan pabrik. Tapi selama ponsel ini masih bisa digunakan untuk fungsi dasarnya, saya rasa itu sudah cukup.

Kesimpulan

Redmi Note 8 telah menemani perjalanan kami selama lima tahun, dari ponsel utama hingga menjadi ponsel cadangan di rumah. Meski performanya sudah menurun, nilai sentimentalnya tetap ada. Mengganti baterai adalah salah satu cara untuk memperpanjang usia pakainya, meskipun ada batasan tertentu yang tidak bisa dihindari.

Proses penggantian baterai sendiri memberikan pengalaman yang cukup memuaskan, terutama jika berhasil melakukannya tanpa kendala berarti. Selain hemat biaya, ada rasa puas tersendiri ketika berhasil memperbaiki sesuatu dengan tangan sendiri.

Kedepannya, saya akan terus memantau performa baterai baru ini. Jika hasilnya cukup memuaskan, mungkin ini bisa menjadi opsi bagi Anda yang memiliki ponsel serupa dan ingin memperpanjang masa pakainya tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli perangkat baru. Namun, jika baterai kembali bermasalah dalam waktu singkat, maka pilihan paling logis adalah mulai mempertimbangkan ponsel pengganti.

BACA:  Realme GT 7, Smartphone Mid-Range Premium dengan Performa Super

Akhirnya, meski ponsel ini tidak lagi menjadi yang utama, Redmi Note 8 tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan teknologi kami. Siapa tahu, dengan sedikit usaha dan perawatan, ponsel ini bisa bertahan lebih lama lagi, menjadi saksi perjalanan teknologi dari masa ke masa.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*