
Di era digital ini, penggunaan headset atau earphone sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Baik untuk mendengarkan musik, menonton film, hingga mengikuti pertemuan daring, headset menjadi alat yang hampir tak terpisahkan. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan headset yang berlebihan bisa menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan telinga?
Saya berbagi pengalaman pribadi yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang. Sebagai seseorang yang telah lama menggunakan headset sejak bangku SMP, saya sendiri mengalami penurunan kemampuan pendengaran yang cukup signifikan. Sayangnya, hal ini baru saya sadari setelah mengikuti tes audiologi di perkuliahan.
Melalui artikel ini, mari kita bahas secara lengkap dampak penggunaan headset terlalu lama, bagaimana mengenali tanda-tandanya, serta langkah pencegahan yang seharusnya dilakukan sebelum terlambat.
Penggunaan Rutin hingga Ambang Gangguan Pendengaran
Kebiasaan menggunakan headset bagi saya bukan sekadar gaya hidup. Itu adalah pelarian dari suasana rumah yang kurang nyaman. Musik menjadi pelipur lara, dan headset menjadi penghubung saya dengan dunia yang lebih menenangkan—lagu-lagu berbahasa Jepang dengan genre rock dan punk adalah favorit saya.
Namun, kebiasaan itu ternyata membawa dampak buruk. Saat mengikuti mata kuliah audiologi, saya dan teman-teman diwajibkan melakukan tes pendengaran menggunakan alat khusus di ruang hampa suara. Di sana, saya mendapati bahwa telinga kiri saya hanya mampu menangkap suara pada tingkat 12 dB, lebih buruk dari telinga kanan yang masih bisa menerima suara pada 7 dB.
Sebagai informasi, ambang batas gangguan pendengaran ringan dimulai dari sekitar 15 dB. Artinya, telinga kiri saya sudah berada di ambang batas yang cukup mengkhawatirkan. Hal ini mengejutkan sekaligus menyadarkan saya bahwa kebiasaan mendengarkan musik terlalu lama menggunakan headset bukanlah hal sepele.
Mengenal Gejala Awal Gangguan Pendengaran
Selain hasil tes audiologi, saya juga beberapa kali mengalami gejala yang seharusnya tidak diabaikan. Salah satunya adalah telinga berdenging, yang dalam dunia medis dikenal sebagai tinnitus. Disertai demam ringan, gejala ini muncul setelah saya terlalu lama menggunakan headset tanpa istirahat.
Sayangnya, pada saat itu saya tidak langsung melakukan penanganan. Padahal, langkah sederhana seperti minum obat penurun demam seperti parasetamol dan mengistirahatkan telinga bisa membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
Gejala gangguan pendengaran akibat headset biasanya meliputi:
- Telinga berdenging
- Sensasi penuh atau tidak nyaman di telinga
- Kesulitan mendengar suara pelan
- Kesulitan memahami percakapan di tempat ramai
- Kelelahan karena terlalu sering “memaksa” telinga bekerja
Jika Anda mengalami satu atau beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter THT untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Mengapa Penggunaan Headset Bisa Merusak Pendengaran?
Lalu, mengapa sebenarnya headset bisa berdampak buruk pada pendengaran kita? Jawabannya terletak pada durasi dan volume suara.
Organ pendengaran manusia, khususnya rumah siput (cochlea) di telinga bagian dalam, memiliki sel-sel rambut halus yang sangat sensitif terhadap getaran suara. Jika kita terlalu sering terpapar suara dengan volume tinggi, terutama dalam jangka waktu lama, sel-sel tersebut bisa rusak secara permanen.
Menurut standar kesehatan, volume suara yang aman berada di bawah 85 dB. Namun, banyak headset dan earphone modern mampu menghasilkan suara hingga 100 dB atau lebih. Jika didengarkan selama lebih dari 15 menit, paparan suara setinggi ini sudah cukup untuk menimbulkan kerusakan pendengaran secara bertahap.
Tips Aman Menggunakan Headset Sehari-hari
Agar tetap bisa menikmati musik dan audio favorit tanpa mengorbankan kesehatan telinga, berikut beberapa tips aman yang bisa Anda terapkan:
- Batasi Durasi Penggunaan
Usahakan untuk tidak menggunakan headset lebih dari 60 menit dalam sekali sesi. Jika harus digunakan lebih lama, berikan jeda setiap satu jam selama 5-10 menit untuk “mengistirahatkan” telinga. - Atur Volume Suara
Gunakan aturan 60/60: volume maksimal 60% dari total kapasitas perangkat, selama maksimal 60 menit. - Gunakan Headset Berkualitas
Pilih headset dengan fitur noise-cancelling. Ini membantu Anda tetap mendengar dengan jelas tanpa harus menaikkan volume secara berlebihan. - Hindari Menggunakan Headset Saat Tidur
Kebiasaan ini sangat tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko infeksi dan tekanan berlebih pada telinga. - Dengarkan Musik Tanpa Headset Bila Memungkinkan
Jika Anda sedang berada di rumah atau tempat yang tenang, lebih baik dengarkan musik melalui speaker untuk memberi jeda pada organ pendengaran.
Kesimpulan
Dari pengalaman pribadi saya, kerusakan pendengaran bukanlah sesuatu yang langsung terasa. Ia datang perlahan dan sering kali baru disadari saat sudah cukup parah. Maka dari itu, menjaga kesehatan telinga seharusnya menjadi prioritas utama, terutama bagi Anda yang memiliki kebiasaan menggunakan headset secara rutin.
Penggunaan headset memang sulit dihindari, apalagi di tengah gaya hidup modern saat ini. Namun, dengan menerapkan pola penggunaan yang bijak, kita tetap bisa menikmati teknologi tanpa harus mengorbankan kesehatan.
Ingatlah, telinga kita tidak bisa diperbarui seperti perangkat elektronik. Sekali rusak, tidak bisa kembali seperti semula. Jadi, mari lebih bijak dalam menggunakan headset demi masa depan pendengaran yang lebih sehat.
Lindungi telinga Anda mulai sekarang! Sebarkan informasi ini kepada teman-teman dan keluarga agar lebih banyak orang teredukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan pendengaran.
Leave a Reply