
HARI KELIMABELAS: KEMATIAN RESI DURNA
Kabut tebal menggantung di atas medan Kurukshetra, seolah langit enggan memperlihatkan wajahnya kepada bumi yang penuh luka. Embusan angin membawa aroma besi darah dan abu […]
Kabut tebal menggantung di atas medan Kurukshetra, seolah langit enggan memperlihatkan wajahnya kepada bumi yang penuh luka. Embusan angin membawa aroma besi darah dan abu […]
Langit Kurukshetra bergolak, angin membentur debu yang menggantung. Di atas kereta yang kini tak bergerak, Prabu Sri Kresna berdiri tegak, kedua matanya menatap cakrawala—bukan dengan […]
Langit Kurukshetra hari itu menggantung kelabu, seolah para dewa enggan menyaksikan apa yang akan terjadi. Angin bertiup ganjil, membawa bau darah yang belum kering dari […]
Langit Kurukshetra berwarna tembaga pudar, seolah matahari tak sanggup bersinar penuh di hari kedua belas perang suci. Di balik asap tipis dan debu pertempuran yang […]
Langit Kurukshetra pada hari kesebelas tak juga pulih dari dukanya. Setelah Resi Bisma Dewabrata rebah dalam tumpukan panah, medan laga seakan kehilangan penuntun. Kabut tipis […]
Fajar kesepuluh Bharatayudha tak menyingsing dengan cerah. Langit berselimut kelabu pucat, seolah enggan menyaksikan apa yang akan terjadi di hari itu. Angin bertiup lirih, membawa […]
Pagi turun di Kurukshetra tanpa cahaya terang. Matahari yang biasanya muncul sebagai janji, hari ini tenggelam di balik awan kelabu. Angin kencang membawa debu dan […]
Kabut tipis menggantung rendah di atas padang Kurukshetra. Matahari pagi menyembul lambat dari balik horison, namun cahayanya tampak redup, seolah enggan menyinari ladang kematian itu. […]
Fajar menyingsing di Kurukshetra dalam semburat merah darah. Angin yang berembus membawa bau hangus, bukan dari api, tapi seolah dari tulang dan daging yang terbakar. […]
Copyright © 2025 | SIMPLYEKO